Selasa, 25 Agustus 2009

Pluralisme dan Kebhinekaan

Pluralisme dan Kebhinekaan tentunya kedua kata ini sering kita dengar di era sekarang dimana sumber informasi dan kebebasan dalam menyatakan pendapat dijamin di dalam UUD 1945 Pasal 28 E ayat 3 yang memuat setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

Pluralisme dan Semangat Kebhinekaan Bangsa telah lama dibangun dan hidup di dalam diri kita tanpa disadari. Kita telah terbiasa dengan adanya segala perbedaan yang hidup di masyarakat yang sangat majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku dan agama serta adat istiadat yang berbeda.
Apabila dikaitkan dengan kondisi saat ini tentunya kita cukup khawatir dengan adanya ulah beberapa oknum yang menggunakan label agama sebagai teror yang mengguncang di segala lini, belum lagi ulah separatis yang ingin memisahkan dari NKRI kita yang tercinta, tentunya hal ini sangat memprihatinkan jika melihat dasar pembentukan negara ini adalah dari sebuah keberagaman/kebinekaan kondisi dari masing-masing founding fathers bangsa kita. Tentunya kita tidak lupa dengan latar belakang masing-masing pendiri bangsa yang berasal dari berbagai suku, agama, maupun sistem politik yang dianut namun mereka tetap mampu mengatasi segala perbedaan yang sangat mendasar dan mendirikan sebuah Negara dengan bentuk Negara Kesatuan bukanlah sebuah bentuk Negara Federal/Negara Bagian meskipun kita terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan dan bentuk negara kita yang berbentuk kepulauan dengan berbagai keragaman adat istiadat yang berbeda-beda di masing-masing daerah.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Istilah Pluralisme mengandung arti keadaan masyarakat yg majemuk (bersangkutan dng sistem sosial dan politiknya); kebudayaan berbagai kebudayaan yg berbeda-beda dl suatu masyarakat,
Kebhinekaan adalah berasal dari kata bi·ne·ka /binĂ©ka/ yang artinya beragam; beranekaragam; sedangkan arti darike·bi·ne·ka·an n keberagaman adalah tampak sekali -nya dan inilah ciri kelebihan negara kita.
Tentunya pengertian pluralisme dan kebinekaan memiliki berbagai macam penafsiran maupun interpretasi di setiap benak masing2x individu di negara ini dan jika ditanyakan satu persatu mungkin akan berbeda-beda sesuai dengan pemikirannya masing2x.

Pluralisme dan Semangat Kebhinekaan Bangsa telah lama hidup di dalam jatidiri Bangsa. Apabila kita menengok ke belakang dan melihat sejarah lahirnya bangsa kita, kita tentunya tidak lupa dengan Peristiwa Sumpah Pemuda Tahun 1928 dimana pada saat itu Pemuda dan Pemudi yang dipelopori oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) dari seluruh wilayah Indonesia berkumpul dan mengatasi segala perbedaan pemikiran dan keberagaman budaya untuk kemudian bersepakat dan merumuskan 3 butir kesepakatan luhur yang tertuang di dalam Sumpah Pemuda.
Hal ini juga terulang lagi dalam proses melahirkan sebuah Negara Republik Indonesia, dimana para founding fathers mampu merumuskan sebuah Dasar Negara yakni Pancasila dimana proses lahirnya Pancasila juga sangat penuh dengan semangat kebinekaan bangsa agar dapat mempersatukan bangsa yang sangat majemuk.


Hal yang harus digali kembali oleh para Pemimpin Negara pada khususnya dan Generasi Muda adalah semangat kebinekaan dan pluralisme yang telah lama diperjuangkan oleh para pendiri bangsa. Konflik pembagian kekayaan daerah di Aceh dan Papua, Konflik berbau SARA di Ambon, Poso, Sampit dan Sambas serta adanya aksi teror dari berbagai kelompok militan dalam bentuk aksi pengeboman telah cukup memberi banyak pelajaran terhadap Bangsa kita agar mampu melangkah ke depan dan saling menghormati segala perbedaan yang ada agar mampu menjadi Negara Besar yang disegani oleh bangsa lain di dunia bukan karena memiliki power yang kuat seperti Negara Adidaya melainkan karena keberagaman budaya, adat istiadat dan sikap toleransi antar umat beragama yang hidup di Negeri ini.

Jayalah Negeriku, Jayalah Indonesia


Selengkapnya...

Sabtu, 22 Agustus 2009

Kenangan Masa Kecil

Alhamdulillah

Akhirnya tanpa terasa kita masih diberi hadiah oleh Allah SWT sehingga kita masih dapat dipertemukan dengan Bulan Ramadhan. Tentunya di setiap Ramadhan kita memiliki cerita yang indah maupun cerita yang banyak memberi hikmah.
Saya sekedar ingin share tentang kenangan saya ketika masih duduk di tingkat dasar (SD dan SMP) tentang sebuah kegiatan yang seakan menjadi sebuah rutinitas di setiap Ibadah Puasa Ramadhan pada masa tersebut.

Jika mengingat masa kecil dan remaja memang sangat menyenangkan, menurut saya kenangan akan kenakalan, persahabatan di masa kecil dan remaja akan membantu membentuk kita akan menjadi apa ke depannya :).
Cerita ini dimulai ketika saya masih bersekolah di tingkat dasar tepatnya kelas 5 dan 6 serta ketika saya masih SMP. Kegiatan rutin yang saya jalani sebenarnya merupakan rutinitas yang mungkin s.d sekarang masih dijalankan, yakni tentang minta tanda tangan ustadz/penceramah yang memberikan materi pada saat sholat Taraweh dan Sholat Shubuh. Saya masih ingat betul, sholat taraweh hanya sekedar rutinitas karena ingin mendapatkan banyak tanda tangan sehingga buku Jurnal SD/SMP saya bisa terisi penuh dengan resume yang saling contek sesama teman 1 komplek yang untungnya karena saya bersekolah di Sekolah yang lumayan jauh, dimana harus naik angkot maka urusan mencontek resume ceramah agama dari teman bisa berjalan lancar :).

Namun hal yang paling saya ingat adalah rutinitas maen petasan (mercon) yang sangat mengasyikkan, dimana setelah sholat taraweh, setelah selesai merangkum ceramah biasanya saya dan teman2x saya sewaktu kecil bermain mercon. Kami selalu bermain mercon di lingkungan komplek yang sama dengan saya namun lumayan luas sehingga kami bisa bermain mercon di kompleks yang penghuninya masih jarang. Hal yang menyenangkan dan agak aneh adalah bermain mercon dengan menyiksa binatang kecil seperti kepiting sungai kalau di daerah kami yuyu. Kami biasa memasang mercon di capit yuyu tersebut, sehingga ketika mercon tadi meletus maka yuyu nya bisa hancur, ataupun kami sering gangguin anjing yang berkeliaran dengan sembunyi-sembunyi melempar mercon/petasan ke anjing tersebut sampi anjing2xnya terkaget2x dan lari lalu kami tertawa terbahak-bahak. Pernah suatu ketika ketika kami sedang bermain mercon, karena terlalu sering di tempat yang sama akhirnya mercon kami yang masih amat sangat banyak diambil oleh Satpam Komplek kami dan kami dimarahi rame2x hehehe. Namun dasar kami tidak kapok, kami urunan untuk membeli petasan yang lebih banyak dan kami pasang di lokasi ketika mercon kami dirampas dengan paksa :( tersebut lebih banyak dari biasanya (maksud hati balas dendam sama Satpam yang sudah mengambil paksa dari anak SD/SMP yang uang saku saja terbatas) ternyata ketika kami amati dari jauh, Pak Satpam yang telah merampas mercon tersebut tidak lewat jalan tersebut, yah kami kecewa berat. Akhirnya kami lampiaskan dengan menghabiskan mercon yang telah kami beli di tempat tersebut.
Rutinitas lain adalah maen sepakbola ataupun bersepeda sampai jauh dengan teman2x kami, biasanya kegiatan ini dilakukan pada saat setelah waktu Ashar sampai dengan berbuka puasa.

Masa-masa tersebut bisa dibilang sangat indah, karena sekarang teman2x sepermainan saya sudah tersebar dimana2x, ada yg sudah menikah, pindah rumah, kerja di tempat yang jauh, maka ketika pulang ke rumah saya sangat jarang bisa berkumpul lagi dengan teman2x sepermainan saya.
Mungkin inilah sebuah fase kehidupan, umur kita terus bertambah dan begitu juga dengan tugas dan tanggung jawab yang kita emban akan semakin menantang kita untuk mampu eksis di tengah kehidupan ini.

Salam
Selengkapnya...

Kamis, 20 Agustus 2009

Sepakbola Indonesia

Sepakbola Indonesia

Alhamdulillah, sebentar kagi kita akan didatangi oleh Bulan yang penuh hikmah, Bulan yang didalamnya dipenuhi segala Rahmat, Ampunan dan Hidayah dari Rabb Semesta Alam, semoga kita mempu meningkatkan Iman dan Taqwa kita di Bulan yang penuh Barokah.

Disamping akan didatangi Bulan yang penuh hikmah, kita akan disuguhi Kompetisi Sepakbola Kasta Tertinggi di Indonesia yakni Indonesian Super League dan Alhamdulillah Tim Kesayangan Penulis Bajul Ijo a.k.a Green Force a.k.a Persebaya Surabaya telah mentas dari Divisi Utama dan bermain di kasta tertinggi Sepakbola Indonesia. Tentunya hal ini melegakan saya sebagai Suporter Persebaya namun di sisi lain juga akan sangat mengenaskan, apabila melihat carut-marut Sepakbola Indonesia.



Semenjak Liga Indonesia pertama digelar, yakni Liga Dunhil ketika Tim Maung Bandung menjadi Jawara Liga yang pertama hingga Indonesian Super League (ISL) 2008 dengan kampiun Persipura Jayapura, Prestasi Tim Nasional Negara kita apabila dibandingkan dengan Dana Miliaran Rupiah yang telah dihabiskan oleh Klub-Klub dalam 1 Musim Kompetisi Liga Indonesia yang bersumber dari dana APBD sangatlah tidak seimbang. Prestasi Terbaik TimNas Senior kita hanya mampu menjadi Runner Up Sea Games dan pada saat ini untuk bersaing di wilayah ASEAN, posisi Negara kita di bawah Vietnam, Negara yang baru saja muncul di ASEAN setelah lepas dari carut marut Politik.

Jika ditilik lebih dalam masalah sepakbola ini menjadi masalah yang sangat krusial karena berkaitan dengan olahraganya Wong Cilik dan masalah pendanaan yang hingga saat ini masih terjadi polemik tentang penggunaan Dana APBD untuk Sepakbola khususnya untuk Klub-Klub Plat Merah. Klub-Klub plat merah sangat berharap kucurana dana Hibah ataupun Bantuan Sosial dari Pemda untuk menghidupi kegiatan Klub. Kita tentunya tidak lupa tentang adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) yang membuat Pemda tidak berani memberikan dana dan akibatnya adalah banyaknya Klub-Klub Plat Merah yang kelimpungan dan akhirnya berteriak kepada PSSI agar mencarikan jalan keluar bagi klub terkait adanya Permendagri ini.

Sepakbola di negeri kita belum mampu menjadi sebuah Industri yang mampu berdiri tegak tanpa adanya bantuan dana APBD. Kita tentunya sangat miris jika melihat dana Ratusan Miliar yang dihabiskan tiap tahun oleh Klub-klub peserta kompetisi yang diperoleh dari APBD. Padahal untuk dapat melihat pertandingan klub kesayangan kita tiketnya juga tidak murah sebesar Rp15.000 untuk kelas Ekonomi hingga mencapai 50.000 rupiah untuk tiket kelas VIP. Berarti ibaratnya kita telah dibodohi oleh kepentingan KLUB, dimana mereka mengatakan bahwa untuk menghidupi jika bergantung pada penjualan tiket sangat tidak cukup. Karena banyak kebocoran tiket, sehingga meskipun stadion penuh namun pemasukan yang diperoleh oleh Panpel sangat sedikit. Kita cukup menghela nafas, jika misalkan kita berandai-andai dana puluhan hingga ratusan miliar yang dihabiskan untuk sepakbola digunakan untuk kepentingan yang lebih prorakyat seperti Program-Program Konversi minyak Tanah ke Gas, PNPM, BLT ataupun untuk Program Sekolah Gratis tentu akan lebih banyak manfaat yang diperoleh dibandingkan untuk menghidupi sebuah Klub Sepakbola yang hanya dinikmati oleh Segelintir Orang.
Kontrak Miliaran Rupiah, misalkan untuk seorang Pemain Timnas yang saat ini berkisar Ratusan hingga Menembus angka 1,3 Milyar tentu sangat bermanfaat jika dana tersebut digunakan untuk kredit-kredit UKM bagi para pedagang-pedagang kecil.

Sebagai contoh pengeluaran dana ratusan miliar yang dibiayai dari APBD adalah sebagai berikut : Untuk Tim Asal Wilayah Indonesia yang Paling Barat yang kemarin habis menjadi Kampiun ISL 2008 Persipura Jayapura menghabiskan dana hingga 25 Milyar rupiah bahkan lebih, Tim asal Ibukota Kalimantan Timur Persisam Samarinda menjadi Kampiun di Kompetisi Divisi Utama mencapai angka lebih dari 10 Milyar Rupiah.

Hal ini tentunya akan berjalan terus tanpa adanya perbaikan sistem maka dana miliaran rupiah akan terus habis tanpa ada sebuah prestasi yang membanggakan di bidang Sepakbola. Hal ini tentunya akan menimbulkan sebuah kecemburuan dari bidang-bidang olahraga lainnya, dengan dana yang lebih sedikit mereka mampu berprestasi di tingkat ASEAN, ASIA bahkan Olimpiade.
Belum lagi terpaan badai ekonomi gelombang kedua yang cukup menghantam perekonomian dunia yang untungnya Negara kita seakan bisa terlepas dari Resesi Global, ataukah badai ini belum mencapai ke Asia atau tepatnya ke Negara Kita. Wallahu Alam.

Adakah solusi tepat untuk mengatasi masalah tersebut???


Salam
Selengkapnya...

Selasa, 18 Agustus 2009

First

Alhamdulillah...

Setelah mendengar dan melihat blog dari teman2x dan sahabat di dunia maya, ternyata membuat blog itu mengasyikkan karena dapat mencurahkan apa yg sedang dalam pikiran kita dan dapat mengungkapkan segala kejengahan yang ada di dalam hati, pikiran dan otak...

Akhirnya dengan segala pertimbangan, saya membuat blog... :) Selengkapnya...

Forum Bebas Nilai © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute