Selasa, 29 Desember 2009

Kilas Balik

alhamdulillah....
tanpa terasa kita telah melewati 1 tahun (Tahun Baru Muharram) dan sebentar lagi memasuki Tahun Baru Masehi, tentunya sudah banyak peristiwa penting yang terjadi sepanjang tahun 2009

Peristiwa politik, olah raga, seni dan budaya, dan yang terbaru masalah KTT Pemanasan Global di Kopenhagen yang mempertemukan dua kutub yakni negara maju dan negara berkembang.

KTT Kopenhagen merupakan kelanjutan dari penyelenggaraan KTT serupa di Bali yang menghasilkan Bali Road Map. Tentunya harapan bagi para pemerhati lingkungan adalah adanya upaya konkrit dari negara-negara maju dan negara berkembang untuk mengurangi hal-hal yang berpotensi untuk memicu kenaikan suhu permukaan bumi yang menyebabkan melelehnya es di kutub utara dan berdampak pada kenaikan level air laut.

Kenaikan suhu bumi telah mencapai lebih dari 1 derajat dari awal revolusi industri yang terjadi sekitar akhir abad 18 dan awal abad 19 dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt dan didengungkan pertama kali di Negeri Asal Sepakbola yakni Ingrris. Tentunya kita masih ingat adanya fenomena yang menarik terkait dengan adanya revolusi industri dimulai dengan polusi yang meningkat sehingga berdampak hampir musnahnya populasi kupu-kupu berwarna cerah di kawasan industri, kemudian urbanisasi penduduk serta memajukan kawasan-kawasan pinggiran kota yang berdekatan dengan pusat industri serta timbulnya para pengusaha-pengusaha baru yang memegang sektor perekonomian yang selama ini dikuasai kaum bangsawan.
Semua aspek kegiatan tentunya berdampak positif dan negatif. Dampak negatif yang sering timbul dan seakan terlupakan oleh masyarakat pada umumnya adalah dampak terhadap lingkungan. Dampak ini menjadi nyata seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi serta industri yang kerap kali tidak diiringi dengan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Hal inilah yang dibahas dalam KTT Lingkungan di Kopenhagen, Denmark dimana para pemimpin dunia mencari solusi bersama untuk mencegah pemanasan global yang semakin hari semakin mengancam kehidupan umat manusia. Namun sangat disayangkan dalam KTT ini tidak terdapat sebuah catatan yang sangat mengesankan untuk menyelamatkan bumi. Hal ini terlihat dari keengganan China dan India untuk menurunkan sumber penyebab pemanasan global dari sektor industri, Amerika Serikat dari berbagai sektor kehidupan. Indonesia sebagai salah satu penyumbang pemanasan global dari sektor deforestisasi hutan telah memiliki komitmen untuk menurunkan hal-hal yang memicu pemanasan global.
Upaya Amerika Serikat dengan menggalang dan dan menjanjikan dana sebesar 100 Milyar dolar untuk menyelamatkan bumi, belum cukup untuk menyelamatkan bumi jika melihat semakin besar dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.
Kita tentunya pernah melihat film waterworld
dimana film tersebut menggambarkan bumi yang hanya berupa lautan yang luas dan harga tanah 1 kaleng pun sangat mahal, jika ego negara-negara maju dan berkembang masih memikirkan upaya untuk memajukan industri tentunya kita hanya menghitung waktu hingga kondisi yang digambarkan dalam film tersebut menjadi kenyataan.
Hal ini sudah mulai diprediksikan oleh para ahli terkait kenaikan permukaan muka air laut di kawasan pinggiran Kota Jakarta yang berdekatan dengan laut akibat melelehnya es di kutub utara serta intrusi air laut yang telah mencapai kawasan tengah Ibukota Jakarta, hal ini sangat mengkhawatirkan apabila dibiarkan maka seluruh kawasan Jakarta akan dilanda kekurangan air bersih (tawar) karena cadangan air tanah telah habis akibat pemakaian yang berlebihan dan intrusi air laut, maka tidak heran jika di beberapa kawasan, air sumur penduduk bukan lagi air tawar melainkan air payau karena telah tercampur dengan air laut. Bukan tidak mungkin 20-50 tahun lagi Ibukota Jakarta akan tenggelam.

Inilah buah simalakama yang harus dihadapi bersama oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta dan rakyat dalam menyelamatkan kondisi lingkungan. Deforestisasi hutan yang mencapai 1 - 1,5 juta Ha/Tahun sangat berdampak terhadap pemanasan global, dimana ketiga komponen diatas terlibat di dalamnya. Tradisi membuka hutan untuk persawahan, perubahan fungsi hutan menjadi kawasan sawit serta ilegal logging tentunya menjadi aspek penting yang perlu ditinjau ulang oleh Pemerintah selaku pemegang kebijakan untuk mengelola pemberian izin dan mentertibkan izin yang telah diterbitkan.

Selengkapnya...

Selasa, 03 November 2009

Polemik Tak Berujung

Akhirnya Presiden kita yang tercinta membentuk sebuah tim verifikasi dan klarifikasi untuk mengawal proses penyidikan atas penahanan 2 mantan petinggi KPK. Banyak pihak yang memandang positif dan tidak jarang yang memandang secara negatif atas pembentukan tim yang diketauai oleh Advokat Senior Sdr. Adnan Buyung Nasution.

Namun tim ini tidak memiliki kekuatan hukum untuk memutuskan apakah proses penyidikan hingga penggunaan pasal-pasal dalam KUHP untuk kasus tersebut telah tepat ataukah hanya mengada-ada, mengingat tim ini hanya memiliki kekuatan untuk memberikan rekomendasi kepada Presiden bukannya untuk memutuskan bersalah atau tidak dalam pelaksanaan proses tersebut.


Sudah barang tentu kita tidak lupa dengan segala macam bentuk Tim yang pernah dibentuk, dimulai dari TPF Munir yang hingga akhirnya tidak dapat mengurai benang kusut siapa Otak Pembunuhan Aktivis HAM Munir maupun TPF peristiwa Semanggi yang menewaskan beberapa mahasiswa Trisakti dalam tragedi Semanggi dengan hasil beberapa oknum lapangan yang dikenai hukuman ringan oleh pengadilan militer.

Hal inilah yang patut dicermati dalam menilai seberapa pentingkah peranan Tim Verifikasi dan Klarifikasi yang dibentuk oleh Presiden mampu menyibak sebuah kebenaran dibalik segala macam intrik politik antara 2 lembaga Negara dan kepentingan dibalik penahanan 2 Mantan Petinggi KPK.

Semoga pembentukan tim ini tidak akan menambah panjang daftar kegagalan Tim-tim serupa dalam menguak segala kebenaran yang berada di balik segala macam intrik kepentingan yang melibatkan Para Petinggi Negara.

Selengkapnya...

Selasa, 13 Oktober 2009

ISL Telah Tiba

Gong Kasta Sepakbola tertinggi di Indonesia telah ditabuh dengan laga Pembuka mempertemukan 2 Tim dengan Predikat Mantan Juara Kompetisi Liga Persija dengan Mantan Juara Copa Indonesia Arema bertempat di Kandang Arema Stadion Kanjuruhan Malang, serta Tim asal Kota Seminyak Persiba Balikpapan menjamu Juara Ligina I Persib Bandung.


Yang patut dicermati adalah betapa kondusifnya situasi di Stadion Kanjuruhan dimana soporter tim tamu "JakMania" diberi tempat oleh pendukung tuan rumah "Aremania" dan sepanjang pertandingan yang ditayangkan langsung oleh Stasiun Televisi Swasta Nasional tidak terjadi gesekan antara Aremania dan Jakmania.

Hal inilah yang patut diberi skor tinggi terhadap kemajuan persepakbolaan Indonesia, dimana peran suporter merupakan elemen penting pertandingan dan diharapkan kedepannya persepakbolaan Indonesia mampu menarik pihak-pihak swasta sebagai sponsor tim-tim ISL dan menghentikan ketergantungan mantan Tim Perserikatan dari kucuran dana APBD yang sejatinya dana tersebut dapat dialihkan dalam bentuk program-program yang mampu menjadikan bangsa kita mandiri, misal dalam bentuk kredit usaha kecil dan menengah karena dana yang dikucurkan untuk tim Sepakbola sangatlah besar tergantung besaran APBD yang dimiliki daerah tersebut.

Faktor lain yang perlu dicermati adalah jika semua suporter sepakbola pendukung tim yang berlaga di ISL mampu bersikap sportif dan berjiwa besar maka kita bisa berandai-andai stadion kita akan dipenuhi oleh para suporter wanita maupun keluarga seperti yang lazim kita lihat di setiap pertandingan Internasional maupun ketika klub-klub liga Premier Inggris berlaga dan hal ini tentunya akan berdampak pula dengan sumber dana klub yang bisa digali dari harga tiket terusan dan penjualan merchandise klub.

Hal terpenting disamping kedua hal diatas adalah kualitas pertandingan yang disajikan oleh klub-klub peserta ISL, semoga kedepannya keberadaan pemain asing mampu memajukan sepakbola Indonesia.

Bravo Sepakbola Indonesia

Selengkapnya...

Kamis, 01 Oktober 2009

Kesaktian Pancasila

Hari ini tepat perayaan 44 Tahun Hari kesaktian Pancasila, hari dimana ditemukannya 7 Pahlawan Revolusi yang dibunuh dengan cara keji oleh oknum-oknum tertentu dan hampir setiap tahun pada zaman Orde baru selalu diputar film G30S/PKI yang selalu wajib ditayangkan sebagai pengingat kekejaman yang dilakukan oleh PKI.
Ternyata setelah 44 Tahun berlalu dan 10 Tahun pasca Reformasi kebenaran akan sejarah G30S/PKI belum dapat diungkap dengan jelas bahkan semakin kabur takkala Surat Perintah 11 Maret Tahun 1966 atau lebih sering disebut dengan Supersemar kebenarannya diragukan karena teks asli tidak dimiliki oleh Museum Sejarah Nasional.

Peristiwa tepat 44 Tahun lalu ini meninggalkan luka yang cukup dalam bagi para keluarga yang ditinggal oleh sanak familinya dan dibunuh tanpa ada sebuah proses peradilan yang benar dan jelas karena dituduh terlibat dalam Organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia (PKI) dan korban dari pihak rakyat ini cukup besar hinggga mencapai Jutaan Orang yang hingga sekarang tidak terdapat langkah konkrit dari Pemerintah terkait nasib mereka yang telah meninggal sebagai saksi bisu peralihan kekuasaan dan bahkan yang lebih parah adalah status ex Tapol di KTP para keluarga yang dituduh terlibat dalam organisasi terlarang dimana mereka bahkan lebih sengsara daripada sanak keluarga mereka yang meninggal karena pembantaian yang dilakukan oleh sesama anak bangsa karena mereka diwajibkan lapor dan akses untuk mendapat pekerjaan akan sangat sulit didapat.
Inilah sebuah fakta Sejarah, dimana Sejarah G30S dikaburkan dan hanya menguntungkan salah satu pihak dan inilah sebuah kebenaran dari sebuah filsafat lama dimana "Sekeranjang Kebenaran akan kalah oleh Segenggam Kekuasaan" dan Sejarah selalu diciptakan oleh orang-orang yang menggenggam kekuasaan.

Apakah ini yang disebut dengan Kesaktian Pancasila ketika jutaan nyawa melayang sebagai bentuk dari sebuah Kesaktian Pancasila.

Semoga Pemerintah yang baru mampu menguak akan kebenaran fakta sejarah yang telah lama kabur dan seakan dihilangkan dari benak kita.
Selengkapnya...

Rabu, 30 September 2009

Untuk Kota Tepian

Selamat Pagi Samarinda...

Krisis air telah berlalu di Kota Tepian setelah 1 hari air mati sehingga cukup mengakibatkan kepanikan. Berdasarkan sumber-sumber berita yang simpang siur krisis air disebabkan level air Sungai Mahakam yang sangat kesohor turun pada level yang cukup rendah dan menyebabkan air laut masuk ke dalam badan air Sungai Mahakam dan hal inilah yang menyebabkan PDAM memutuskan tidak melakukan tugasnya untuk sementara waktu karena sumber air tidak layak untuk diolah dan dijadikan air bersih bagi warga kota Tepian.
Permasalahan air bersih merupakan salah satu problem yang dihadapi oleh penduduk Kota Tepian disamping masalah listrik yang memang menjadi problem dasar bagi para penduduk di Luar Pulau Jawa. Laju tingkat pertambahan kendaraan bermotor roda 2 dan roda 4 yang tiap tahunnya semakin meningkat dan serta belum ada tanda-tanda perbaikan infrastruktur yang cukup memadai jika dibiarkan maka pekerjaan rumah bagi calon Wakikota Samarinda 2010-2015 akan bertambah.

Permasalahan air merupakan permasalahan yang lumayan pelik, mengingat disini tidak terdapat gunung yang biasanya menyimpan sumber mata air yang cukup besar sehingga PDAM mampu menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan setiap orang di Kota Tepian.
Konsep desalinisasi atau pemurnian air laut dan potensi sungai Mahakam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ataupun dilakukan riset yang lebih lanjut terhadap sungai bawah tanah yang mdapat dijadikan sumber air, namun perlu diperhatikan keberlanjutan penggunaan sumber air bawah tanah mengingat laju pertumbuhan deforestisasi untuk kepentingan pembukaan lahan untuk pertambangan, sawah dan ladang serta pemukiman penduduk akan mempercepat jika tidak diimbangi dengan penanaman sejuta pohon akan mempercepat habisnya sumber air bawah tanah mengingat kawasan hutan merupakan catchment area yang cukup besar untuk menampung air hujan, sebagai contoh Kota Jakarta sedang mengalami krisis sumber air bawah tanah yang cukup akut mengingat intrusi air laut sudah mencapai kawasan Jakarta Pusat, jika hal ini dibiarkan terus menerus maka kota Jakarta hanya tinggal menggantungkan Sungai Ciliwung sebagai sumber air. Tentunya kita warga Kota Tepian tidak menginginkan hal ini terjadi di Kota yang kita cintai ini.
Sebuah aksi tentu diperlukan untuk menyelamatkan warga Kota Tepian dari krisis air bersih karena jika kondisi hutan kita yang makin lama makin habis karena berbagai alasan pembukaan lahan tidak dibenahi maka krisis air bersih akan melanda kita. Sebagai langkah awal yang cukup kongkrit adalah gerakan menanam 1 pohon untuk 1 jiwa dan mengeluarkan peraturan yang cukup signifikan dari pihak yang memiliki kebijakan untuk menghentikan pembukaan hutan dan menyelamatkan hutan kita yang sudah kritis. Semoga langkah kecil ini mampu menyelamatkan bumi ini dan anak cucu kita, karena ini semua adalah titipan dari anak cucu kita.
Selengkapnya...

Kamis, 24 September 2009

Mudik

Mudik...
Alhamdulillah akhgirnya kerinduan akan kampung halaman telah terobati...
Makan makanan yang khas kampung halaman meski tidak semua dijelajahi namun sudah cukup melegakan hati :)

Mudik merupakan fenomena unik masyarakat Indonesia, tidak memandang status derajat, pangkat, harta dan segala macam status, semua orang merayakan hari raya Idul Fitri dengan gembira menyambut kemenangan kita dalam berpuasa.
Stasiun TV Swasta berlomba menayangkan live report jalur mudik di Pulau Jawa, maupun pulau2x selain jawa.
Mudik tanpa terasa telah mampu menggerakkan roda perekonomian dari hiruk-pikuk macetnya jalanan Ibu Kota Jakarta, menjadi beralih ke kampung halaman masing2x pemudik. Selain membawa kerinduan yang akan bertemu dengan keluarga, kerabat, dan handai taulan. Tentunya yg tidak ketinggalan adalah membawa uang angpao buat dibagikan ke anak2x kecil maupun ke saudara2x...
Tradisi Angpao merupakan tradisi yang telah mendarah daging, ketika saya kecil, saya masih ingat selalu berharap mendapatkan angpao dari Budhe dan Bulek saya :), dan ketika sekarang saya sudah bekerja tiba giliran saya untuk membagikan angpao bagi saudara2x saya :). Sangat menyenangkan karena akhirnya bisa membagikan sedikit jerih payah setelah merantau di seberang lautan.

Semoga tradisi mudik ini tidak akan punah dan tak akan lekang oleh waktu
Selengkapnya...

Selasa, 25 Agustus 2009

Pluralisme dan Kebhinekaan

Pluralisme dan Kebhinekaan tentunya kedua kata ini sering kita dengar di era sekarang dimana sumber informasi dan kebebasan dalam menyatakan pendapat dijamin di dalam UUD 1945 Pasal 28 E ayat 3 yang memuat setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

Pluralisme dan Semangat Kebhinekaan Bangsa telah lama dibangun dan hidup di dalam diri kita tanpa disadari. Kita telah terbiasa dengan adanya segala perbedaan yang hidup di masyarakat yang sangat majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku dan agama serta adat istiadat yang berbeda.
Apabila dikaitkan dengan kondisi saat ini tentunya kita cukup khawatir dengan adanya ulah beberapa oknum yang menggunakan label agama sebagai teror yang mengguncang di segala lini, belum lagi ulah separatis yang ingin memisahkan dari NKRI kita yang tercinta, tentunya hal ini sangat memprihatinkan jika melihat dasar pembentukan negara ini adalah dari sebuah keberagaman/kebinekaan kondisi dari masing-masing founding fathers bangsa kita. Tentunya kita tidak lupa dengan latar belakang masing-masing pendiri bangsa yang berasal dari berbagai suku, agama, maupun sistem politik yang dianut namun mereka tetap mampu mengatasi segala perbedaan yang sangat mendasar dan mendirikan sebuah Negara dengan bentuk Negara Kesatuan bukanlah sebuah bentuk Negara Federal/Negara Bagian meskipun kita terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan dan bentuk negara kita yang berbentuk kepulauan dengan berbagai keragaman adat istiadat yang berbeda-beda di masing-masing daerah.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Istilah Pluralisme mengandung arti keadaan masyarakat yg majemuk (bersangkutan dng sistem sosial dan politiknya); kebudayaan berbagai kebudayaan yg berbeda-beda dl suatu masyarakat,
Kebhinekaan adalah berasal dari kata bi·ne·ka /binĂ©ka/ yang artinya beragam; beranekaragam; sedangkan arti darike·bi·ne·ka·an n keberagaman adalah tampak sekali -nya dan inilah ciri kelebihan negara kita.
Tentunya pengertian pluralisme dan kebinekaan memiliki berbagai macam penafsiran maupun interpretasi di setiap benak masing2x individu di negara ini dan jika ditanyakan satu persatu mungkin akan berbeda-beda sesuai dengan pemikirannya masing2x.

Pluralisme dan Semangat Kebhinekaan Bangsa telah lama hidup di dalam jatidiri Bangsa. Apabila kita menengok ke belakang dan melihat sejarah lahirnya bangsa kita, kita tentunya tidak lupa dengan Peristiwa Sumpah Pemuda Tahun 1928 dimana pada saat itu Pemuda dan Pemudi yang dipelopori oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) dari seluruh wilayah Indonesia berkumpul dan mengatasi segala perbedaan pemikiran dan keberagaman budaya untuk kemudian bersepakat dan merumuskan 3 butir kesepakatan luhur yang tertuang di dalam Sumpah Pemuda.
Hal ini juga terulang lagi dalam proses melahirkan sebuah Negara Republik Indonesia, dimana para founding fathers mampu merumuskan sebuah Dasar Negara yakni Pancasila dimana proses lahirnya Pancasila juga sangat penuh dengan semangat kebinekaan bangsa agar dapat mempersatukan bangsa yang sangat majemuk.


Hal yang harus digali kembali oleh para Pemimpin Negara pada khususnya dan Generasi Muda adalah semangat kebinekaan dan pluralisme yang telah lama diperjuangkan oleh para pendiri bangsa. Konflik pembagian kekayaan daerah di Aceh dan Papua, Konflik berbau SARA di Ambon, Poso, Sampit dan Sambas serta adanya aksi teror dari berbagai kelompok militan dalam bentuk aksi pengeboman telah cukup memberi banyak pelajaran terhadap Bangsa kita agar mampu melangkah ke depan dan saling menghormati segala perbedaan yang ada agar mampu menjadi Negara Besar yang disegani oleh bangsa lain di dunia bukan karena memiliki power yang kuat seperti Negara Adidaya melainkan karena keberagaman budaya, adat istiadat dan sikap toleransi antar umat beragama yang hidup di Negeri ini.

Jayalah Negeriku, Jayalah Indonesia


Selengkapnya...

Sabtu, 22 Agustus 2009

Kenangan Masa Kecil

Alhamdulillah

Akhirnya tanpa terasa kita masih diberi hadiah oleh Allah SWT sehingga kita masih dapat dipertemukan dengan Bulan Ramadhan. Tentunya di setiap Ramadhan kita memiliki cerita yang indah maupun cerita yang banyak memberi hikmah.
Saya sekedar ingin share tentang kenangan saya ketika masih duduk di tingkat dasar (SD dan SMP) tentang sebuah kegiatan yang seakan menjadi sebuah rutinitas di setiap Ibadah Puasa Ramadhan pada masa tersebut.

Jika mengingat masa kecil dan remaja memang sangat menyenangkan, menurut saya kenangan akan kenakalan, persahabatan di masa kecil dan remaja akan membantu membentuk kita akan menjadi apa ke depannya :).
Cerita ini dimulai ketika saya masih bersekolah di tingkat dasar tepatnya kelas 5 dan 6 serta ketika saya masih SMP. Kegiatan rutin yang saya jalani sebenarnya merupakan rutinitas yang mungkin s.d sekarang masih dijalankan, yakni tentang minta tanda tangan ustadz/penceramah yang memberikan materi pada saat sholat Taraweh dan Sholat Shubuh. Saya masih ingat betul, sholat taraweh hanya sekedar rutinitas karena ingin mendapatkan banyak tanda tangan sehingga buku Jurnal SD/SMP saya bisa terisi penuh dengan resume yang saling contek sesama teman 1 komplek yang untungnya karena saya bersekolah di Sekolah yang lumayan jauh, dimana harus naik angkot maka urusan mencontek resume ceramah agama dari teman bisa berjalan lancar :).

Namun hal yang paling saya ingat adalah rutinitas maen petasan (mercon) yang sangat mengasyikkan, dimana setelah sholat taraweh, setelah selesai merangkum ceramah biasanya saya dan teman2x saya sewaktu kecil bermain mercon. Kami selalu bermain mercon di lingkungan komplek yang sama dengan saya namun lumayan luas sehingga kami bisa bermain mercon di kompleks yang penghuninya masih jarang. Hal yang menyenangkan dan agak aneh adalah bermain mercon dengan menyiksa binatang kecil seperti kepiting sungai kalau di daerah kami yuyu. Kami biasa memasang mercon di capit yuyu tersebut, sehingga ketika mercon tadi meletus maka yuyu nya bisa hancur, ataupun kami sering gangguin anjing yang berkeliaran dengan sembunyi-sembunyi melempar mercon/petasan ke anjing tersebut sampi anjing2xnya terkaget2x dan lari lalu kami tertawa terbahak-bahak. Pernah suatu ketika ketika kami sedang bermain mercon, karena terlalu sering di tempat yang sama akhirnya mercon kami yang masih amat sangat banyak diambil oleh Satpam Komplek kami dan kami dimarahi rame2x hehehe. Namun dasar kami tidak kapok, kami urunan untuk membeli petasan yang lebih banyak dan kami pasang di lokasi ketika mercon kami dirampas dengan paksa :( tersebut lebih banyak dari biasanya (maksud hati balas dendam sama Satpam yang sudah mengambil paksa dari anak SD/SMP yang uang saku saja terbatas) ternyata ketika kami amati dari jauh, Pak Satpam yang telah merampas mercon tersebut tidak lewat jalan tersebut, yah kami kecewa berat. Akhirnya kami lampiaskan dengan menghabiskan mercon yang telah kami beli di tempat tersebut.
Rutinitas lain adalah maen sepakbola ataupun bersepeda sampai jauh dengan teman2x kami, biasanya kegiatan ini dilakukan pada saat setelah waktu Ashar sampai dengan berbuka puasa.

Masa-masa tersebut bisa dibilang sangat indah, karena sekarang teman2x sepermainan saya sudah tersebar dimana2x, ada yg sudah menikah, pindah rumah, kerja di tempat yang jauh, maka ketika pulang ke rumah saya sangat jarang bisa berkumpul lagi dengan teman2x sepermainan saya.
Mungkin inilah sebuah fase kehidupan, umur kita terus bertambah dan begitu juga dengan tugas dan tanggung jawab yang kita emban akan semakin menantang kita untuk mampu eksis di tengah kehidupan ini.

Salam
Selengkapnya...

Kamis, 20 Agustus 2009

Sepakbola Indonesia

Sepakbola Indonesia

Alhamdulillah, sebentar kagi kita akan didatangi oleh Bulan yang penuh hikmah, Bulan yang didalamnya dipenuhi segala Rahmat, Ampunan dan Hidayah dari Rabb Semesta Alam, semoga kita mempu meningkatkan Iman dan Taqwa kita di Bulan yang penuh Barokah.

Disamping akan didatangi Bulan yang penuh hikmah, kita akan disuguhi Kompetisi Sepakbola Kasta Tertinggi di Indonesia yakni Indonesian Super League dan Alhamdulillah Tim Kesayangan Penulis Bajul Ijo a.k.a Green Force a.k.a Persebaya Surabaya telah mentas dari Divisi Utama dan bermain di kasta tertinggi Sepakbola Indonesia. Tentunya hal ini melegakan saya sebagai Suporter Persebaya namun di sisi lain juga akan sangat mengenaskan, apabila melihat carut-marut Sepakbola Indonesia.



Semenjak Liga Indonesia pertama digelar, yakni Liga Dunhil ketika Tim Maung Bandung menjadi Jawara Liga yang pertama hingga Indonesian Super League (ISL) 2008 dengan kampiun Persipura Jayapura, Prestasi Tim Nasional Negara kita apabila dibandingkan dengan Dana Miliaran Rupiah yang telah dihabiskan oleh Klub-Klub dalam 1 Musim Kompetisi Liga Indonesia yang bersumber dari dana APBD sangatlah tidak seimbang. Prestasi Terbaik TimNas Senior kita hanya mampu menjadi Runner Up Sea Games dan pada saat ini untuk bersaing di wilayah ASEAN, posisi Negara kita di bawah Vietnam, Negara yang baru saja muncul di ASEAN setelah lepas dari carut marut Politik.

Jika ditilik lebih dalam masalah sepakbola ini menjadi masalah yang sangat krusial karena berkaitan dengan olahraganya Wong Cilik dan masalah pendanaan yang hingga saat ini masih terjadi polemik tentang penggunaan Dana APBD untuk Sepakbola khususnya untuk Klub-Klub Plat Merah. Klub-Klub plat merah sangat berharap kucurana dana Hibah ataupun Bantuan Sosial dari Pemda untuk menghidupi kegiatan Klub. Kita tentunya tidak lupa tentang adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) yang membuat Pemda tidak berani memberikan dana dan akibatnya adalah banyaknya Klub-Klub Plat Merah yang kelimpungan dan akhirnya berteriak kepada PSSI agar mencarikan jalan keluar bagi klub terkait adanya Permendagri ini.

Sepakbola di negeri kita belum mampu menjadi sebuah Industri yang mampu berdiri tegak tanpa adanya bantuan dana APBD. Kita tentunya sangat miris jika melihat dana Ratusan Miliar yang dihabiskan tiap tahun oleh Klub-klub peserta kompetisi yang diperoleh dari APBD. Padahal untuk dapat melihat pertandingan klub kesayangan kita tiketnya juga tidak murah sebesar Rp15.000 untuk kelas Ekonomi hingga mencapai 50.000 rupiah untuk tiket kelas VIP. Berarti ibaratnya kita telah dibodohi oleh kepentingan KLUB, dimana mereka mengatakan bahwa untuk menghidupi jika bergantung pada penjualan tiket sangat tidak cukup. Karena banyak kebocoran tiket, sehingga meskipun stadion penuh namun pemasukan yang diperoleh oleh Panpel sangat sedikit. Kita cukup menghela nafas, jika misalkan kita berandai-andai dana puluhan hingga ratusan miliar yang dihabiskan untuk sepakbola digunakan untuk kepentingan yang lebih prorakyat seperti Program-Program Konversi minyak Tanah ke Gas, PNPM, BLT ataupun untuk Program Sekolah Gratis tentu akan lebih banyak manfaat yang diperoleh dibandingkan untuk menghidupi sebuah Klub Sepakbola yang hanya dinikmati oleh Segelintir Orang.
Kontrak Miliaran Rupiah, misalkan untuk seorang Pemain Timnas yang saat ini berkisar Ratusan hingga Menembus angka 1,3 Milyar tentu sangat bermanfaat jika dana tersebut digunakan untuk kredit-kredit UKM bagi para pedagang-pedagang kecil.

Sebagai contoh pengeluaran dana ratusan miliar yang dibiayai dari APBD adalah sebagai berikut : Untuk Tim Asal Wilayah Indonesia yang Paling Barat yang kemarin habis menjadi Kampiun ISL 2008 Persipura Jayapura menghabiskan dana hingga 25 Milyar rupiah bahkan lebih, Tim asal Ibukota Kalimantan Timur Persisam Samarinda menjadi Kampiun di Kompetisi Divisi Utama mencapai angka lebih dari 10 Milyar Rupiah.

Hal ini tentunya akan berjalan terus tanpa adanya perbaikan sistem maka dana miliaran rupiah akan terus habis tanpa ada sebuah prestasi yang membanggakan di bidang Sepakbola. Hal ini tentunya akan menimbulkan sebuah kecemburuan dari bidang-bidang olahraga lainnya, dengan dana yang lebih sedikit mereka mampu berprestasi di tingkat ASEAN, ASIA bahkan Olimpiade.
Belum lagi terpaan badai ekonomi gelombang kedua yang cukup menghantam perekonomian dunia yang untungnya Negara kita seakan bisa terlepas dari Resesi Global, ataukah badai ini belum mencapai ke Asia atau tepatnya ke Negara Kita. Wallahu Alam.

Adakah solusi tepat untuk mengatasi masalah tersebut???


Salam
Selengkapnya...

Selasa, 18 Agustus 2009

First

Alhamdulillah...

Setelah mendengar dan melihat blog dari teman2x dan sahabat di dunia maya, ternyata membuat blog itu mengasyikkan karena dapat mencurahkan apa yg sedang dalam pikiran kita dan dapat mengungkapkan segala kejengahan yang ada di dalam hati, pikiran dan otak...

Akhirnya dengan segala pertimbangan, saya membuat blog... :) Selengkapnya...

Forum Bebas Nilai © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute